Kamis, 24 Maret 2011

Puteri pun bisa malu

Puteri pun bisa ‘malu’ menguncup ketika di sentuh, dan baru berani membuka diri ketika tidak ada orang, Karena itulah ia di sebut “Puteri Malu”.. Apalagi manusia yang punya akal budi?

Aku orang yang minder.
Penuh segala keminderan yang mungkin tidak kalian lihat.
Aku banyak tidak tahu perkembangan mode saat ini
Aku tidak punya pakaian layaknya cewek2 lain
Aku banyak tidak tahu brand-brand berkelas, apalagi pernah ‘mencicipinya’
Aku tidak begitu ingin handphone baru, apalagi blackberry
Aku bahkan tidak punya lagu2 barat terbaru, tahu pun tidak
Aku tidak berani menyusahkan orang lain karena aku merasa tidak cukup sempurna untuk menjadi orang yang di tolong
Aku bahkan tidak berani mengungkapkan perasaanku di hadapan teman-temanku
Aku tidak berani mengucapkan “Hai! Tolonglah lihat aku sesekali! Aku juga punya talenta!”
Aku ingin dilihat tapi juga dicari teman-temanku..
Tapi aku sendiri sering bersembunyi, tidak yakin dengan diriku sendiri
Aku sudah berusaha menjadi diriku sendiri apa adanya, tapi teman-temanku kurang suka
Aku dijauhi, tidak di gubris
Aku sering tidak cocok berteman dengan teman-teman cewek, tapi aku berusaha keras kali ini
Tapi hasilnya sama tidak memuaskannya dengan nilai-nilaiku
Aku lebih cocok dengan teman-teman putra, karena mereka tidak banyak memakai perasaan dan ego
Tapi tidak ada teman putra yang melihatku lebih dulu dibanding yang lain
Aku semakin menciut ketika orang di sekitarku memuji orang lain di hadapanku
Aku semakin berusaha menghibur diri dan senang atas kebahagiaan teman-temanku
Aku semakin melangkah mundur melihat temanku di sayang teman-teman yang lain, sedangkan aku…tidak ada yang tahu kalau aku melangkah menjauh
Aku selalu ingin bercerita kepada teman-temanku, tapi aku sering salah langkah
Karena aku bukanlah tipe teman cewek yang benar-benar cocok untuk para cewek
Aku rindu teman-teman baikku yang senantiasa mengerti aku
Tapi mereka punya kehidupan masing-masing
Lagi-lagi aku terlalu minder untuk mengganggu mereka..rasanya tak pantas..
Aku sering lari ke mereka, tapi aku tidak tahu kapan mereka butuh seorang ’teman’
Aku tidak bisa bercerita dengan orangtuaku, entah kenapa sungguh tidak bisa
Aku tidak bisa bercerita dengan adikku, karena dia masih terlalu kecil
Aku bahkan terlalu minder untuk menulis semua ini dan menaruhnya di blog pribadi
Membayangkan ada yang berkenan untuk membacanya pun aku tidak berani
Tapi bukankah sudah kulakukan?
Semoga ini awal yang baik :)

Senin, 27 Desember 2010

Setara SBY?

Pernahkah kita berpikir bahwa kita bisa sama posisinya dengan SBY, orang yang saat ini menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di Indonesia? Saya pribadi gak pernah kepikiran itu sampai mengalami kejadian kemarin, bisa ketemu dengan beliau aja udah bagus! Ya nggak?

Nah, ceritanya begini :
Di malam natal saya yg super hectic (baca: penuh kerepotan) karena rumah penuh, tugas pun penuh,saya bukannya ke gereja untuk misa malam natal seperti biasanya, tetapi saya pergi menemani Papa ke sebuah pesta di Hotel Mulia. Tentu saja waktu Papa mengajak, tidak perlu pikir dua kali saya mengiyakan saja, sesekali ke gereja pas tgl 25 kan boleh,hehehe.. Papa juga bilang kalau yg mengundang ini adalah customernya yang sudah cukup akrab, gak enak kalau gak dateng, yasudahlah..bagus dong =P Tapi ternyata saya tidak pergi sekeluarga seperti biasanya, Mama harus tinggal di rumah menjaga adik saya yang belum sembuh dari cacar, jadilah saya berdua dengan Papa saja ke Hotel Mulia.

Di perjalanan menuju ke sana, awalnya lancar-lancar aja, sampe di fly over di depan mall TA itu lho yang tinggi banget, lalu lintas mulai merayap terus sampai ke Senayan. Papa dan Om Supir sampai sempet berasumsi kalo ini macet karena orang-orang mau pergi ke hotel Mulia!hahaha.. (soalnya pesta ini kayaknya besar2an).

Sesampainya di hotel Mulia, di pintu masuk lobby ada metal detector, ini masih biasa buat ukuran hotel besar yah. Tapi begitu menuju ke grand ballroom, terlihat antrian panjang dan deretan pria berjas hitam dimana2, ternyata antrian ini berasal dari detector lain yang semacam di bandara, saya gak tau istilahnya apa, pokoknya yang meng-scan barang2 di dalam tas, lalu isi tas terlihat di monitor. Luar biasa! Pesta macam apa ini? Lalu hal unik lainnya terjadi, semua tamu yang masuk dibawa ke sebuah line seperti ular yang di salah satu sisinya berderet orang yang harus disalam-salami, wuidih...ini kok sodaranya banyak bgt yah? Lebih lagi ternyata semua tamu gak boleh langsung masuk ke tengah ruangan seperti biasa, tapi harus masuk ke antrian panjang di sisi ruangan yang menuju ke panggung tempat pengantin. Oke sekarang jadi dufan versi elegan.

Antrian ini tidak berjalan cepat seperti antrian salaman di pesta2 seperti biasanya, kadang2 berhenti cukup lama. Saya tidak bisa melihat kenapa, apakah ada beberapa orang yang poto2 dulu, atau terlalu terharu saat bersalaman sampe antriannya gak jalan-jalan. Tetapi kemudian saat panggung mulai keliatan (sebagian barisan antri ada di belakang panggung orkestra, jadi tertutup) saya baru mengetahui bahwa ada beberapa tamu istimewa yang memang dipersilahkan untuk foto-foto dulu sebagai kenangan, yaitu jenderal-jenderal TNI atau yang sudah purnawirawan. WOW..hebat sekali deh, pengusaha tekstil tapi tamu istimewanya banyak dari militer!

Begitu sampe di panggung (setelah dilewatin banyak makanan wangi), ternyata ada sepasang MC, salah satunya Helmi Yahya!
Wow lagi..
Setelah salaman, tentu saya dan Papa mulai 'memburu' makanan untuk mengisi perut yang nge-jazz dari awal masuk hotel, sementara MC terus membacakan "Selamat datang jendral bla bla bla" dengan berbagai macam jabatan, beberapa banyak yang cukup terkenal.
Inilah klimaksnya : Setelah saya mengambil aneka makanan india beserta sausnya, tiba-tiba Papa bilang :
"Gak liat yang barusan lewat?"
Hah, apaan yang barusan lewat yah? Memang sih pas tadi saya menyebrang red carpet banyak orang berpakaian ala men in black menjaga jalan, kirain memang buat para jendral yang dateng. Karena saya hanya ber-hah dan tengok kanan kiri aja maka Papa lanjut lagi :
"RI satu tau yang lewat! masa ga liat??" (sambil separo berbisik, padahal ruangan udah berisik)
dan saya hanya bisa bengong..
hebat sekali baru saja saya nyuekin pak SBY! hahaha..
pantas saja pengamanan sebelum masuk ruangan itu ketat sekali, tapi saya salut dengan kerendahan hati beliau yang masih mau menanggapi uluran tangan tamu pesta yang meminta bersalaman, beliau juga tidak mau disebutkan namanya oleh MC saat datang. Mungkin biar gak heboh juga sih...

Jadi..bukankah malam itu saya bisa dikatakan sama posisinya dengan beliau? Sama-sama tamu undangan? Yah memang sih beliau tamu super istimewa, tapi kan sama saja tamu juga =P

Oh ya, pesta malam natal itu memang luar biasa bertabur "bintang", bukan bintang biasa malah (kok kayak nama grup nyanyi deh) karena rasanya seisi gedung pemerintahan hadir di situ, saya kira jenderal-jenderal saja sudah cukup hebat, ternyata mantan presiden ketiga dan mantan wapres terakhir pun hadir! (pikirkan sendiri siapa) bahkan orang-orang lain yang sering muncul wajahnya di dunia politik Indonesia. Saya cukup bangga bisa datang ke pesta luar biasa ini, gak sia-sia saya 'bolos' gereja malam natal, hehehe..

note : Mau tahu yang lebih Luar Biasa lagi? Pesta se-mewah dan se-akbar itu ternyata baru pesta pertunangan! bagaimana pesta pernikahannya yah?

Selasa, 26 Oktober 2010

Persepsi

Persepsi? Saya yakin anda yang membaca postingan ini pasti mengerti apa itu persepsi. Pandangan yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu ini sering kali menyulitkan pihak yang diberi persepsi lho, terutama kaum wanita yang saat ini ingin saya bahas dalam postingan ini. Perkataan, tingkah laku, sikap, pola pikir wanita seringkali disalah artikan oleh para lelaki, seringkali pula membuat hubungan diantara kedua gender ini tidak baik. Tapi anda boleh menginterpretasikan tulisan ini agak subjektif (halah bahasa anak komunikasi abis)

Mungkin akan banyak yang mengatakan postingan ini untuk kaum Adam? Ah, persepsi kan. Saya rasa postingan ini penting juga dibaca oleh kaum Hawa untuk membuat kita menyadari hal yang selama ini kita tidak perhatikan.

Berikut adalah beberapa contoh kasus yang saya ingat saat ini (dalam kasus ini mari kita gunakan kata "cewe" dan "cowo") :

1. Ini yang paling sering disalah artikan; seorang cewe sering menelepon atau meng-sms pacar atau 'teman dekat' nya untuk menanyakan "Kamu dimana?", "Kamu lagi kemana?", "Lagi ngapain?" dan semacamnya di saat-saat yang kurang tepat bagi si cowo, yakni di jalan, lagi asik main game, lagi asik ngobrol sama temen, dsb. Keseringan ini sering dianggap cowo "Ya ampun, dia posesif banget sih" atau "Ih, dia kok ga percayaan banget sih sama gw?"
Fact : mungkin satu atau dua dari seratus cewe memang kayak yang dipikirkan cowo, tetapi sebenarnya si cewe hanya mengkhawatirkan keadaan pasangannya lho. Mereka tanpa sadar punya naluri keibuan sejak dini yang mencemaskan pasangannya karena sering tiba-tiba tidak ada kabarnya.
Solusi : buat cowo, cobalah mengerti dengan menjawab sebentar saja sejelas mungkin dan katakan "let me have my time" secara langsung/tidak atau bisa juga memberi kabar sebelum akan 'menghilang' sementara. Kalo si cewe memang hanya cemas saja, pasti dia ngerti kok :)
buat para cewe, ketahui dan ingatlah kebiasaan 'teman' anda yang satu ini. Tunggu saja sampai dia memberi kabar atau jelaskan kecemasan anda? (haha..oke yang terakhir memang agak susah)

(to be continued) *UTS euy! malah posting blog,hahaha*

Sedikit curcol..

entah udah berapa puluh kali saya ingin menulis di blog. Bukannya hanya berbicara muluk-muluk berkata begini atau hanya ingin terlihat eksis di depan teman-teman sesama blogger. Sungguh ingin mengungkapkan isi hati melalui tulisan di blog. Banyak lho, draft draft di blog ini yang tidak mampu saya publikasikan atau belum rampung-rampung juga saya tulis..
Tetapi apa mau dilakukan, takdir berkata lain, waktu saya menulis di rumah hanyalah siang-malam, pagi-siang saya kuliah. Siang/sore begitu sampai di rumah hasrat untuk menutup mata sangat tidak tertahankan, malam hari waktu saya untuk menjamah komputer dan online tidaklah banyak, penghuni rumah lain menanti giliran menjamah komputer. Pernah waktu itu Krisna, sesama blogger di kelas memberi ide super cemerlang, yaitu menulis dulu di buku, baru dipindahin ke komputer! Wah, teknologi memang membutakan ide yah. Thx a lot buat mas Bene yang sudah memberi ide tsb! terpakai buat pelajaran CW lho :P

Ah, jadi curcol, tapi gapapa yah, kan blog pribadi, hehe..

Minggu, 10 Oktober 2010

Sejarah Perkembangan Tulisan

Iseng-iseng upload tugas bikin makalah pelajaran Perkembangan Teknologi Komunikasi, semoga bermanfaat :D

Sistem tulisan yang dikenal paling dahulu, mula-mula bergambar, tampaknya adalah sistem tulisan bangsa Sumeria (sekitar 3000 SM, di Mesopotamia). Beberapa pakar menunjukkan sebuah hubungan derivasi antara sistem tulisan ini dengan sistem tulisan Mesir Kuno dan bahkan sistem tulisan Cina. Meskipun berhubungan dengan sistem tulisan Cina tampaknya tidak mungkin ada.Tulisan Sumeria mula-mula digunakan hanya dalam konteks terbatas untuk keperluan administratif, ketimbang untuk komunikasi umum dan sastra. Tulisan ini kemudian diperluas rentangan dan pemakaiannya.

Dalam makalah ini, kita mengawali sejarah kajian linguistik dengan hasil-hasil yang telah dicapai bangsa Yunani kuno. Hal ini dikarenakan alasan yang sederhana yaitu bahwa para pemikir Yunani tentang bahasa, dan tentang masalah-masalah yang ditimbulkan penelitian linguistik, mengawali di benua Eropa kaji-kajian yang dapat kita sebut ilmu linguistik dalam pengertian yang paling luas, dan bahwa ilmu ini merupakan suatu fokus minat yang berkelanjutan dari zaman Yunani kuno hingga ke zaman sekarang ini dalam suatu urutan kepakaran yang tidak ada putus-putusnya.

Tulisan yang semula dalam huruf bergambar atau tulisan yang diciptakan orang Mesir dan di tempat-tempat lainnya, secara terpisah, seperti di Cina dan Amerika Tengah. Tulisan silabik yang kemudian menjadi sumber abjad Yunani barangkali diciptakan dengan meniru tulisan Mesir, dan secara bertahap diubah.

Perkembangan apa pun dari suatu sistem tulisan yang memungkinkan pencatatan secara visual, suatu bahasa sebagaimana bahasa itu diucapkan dan dipahami merupakan suatu hasil karya besar. Biasanya selama beberapa generasi dalam analisis linguistik yang secara khusus diterapkan atau diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan praktis. Akan tetapi, terlepas dari penemuan tulisan sebelumnya dan berlanjut dari tulisan itu, kita mempunyai contoh-contoh naskah Gramatiks Kuno dari Babilonia, yang berasal dari kurang lebih 1600 SM dan sesudahnya yang ditulis pada tablet dengan tulisan kuno berbentuk baji (cuneiformscript) yang menuliskan dalam bentuk contoh tasrif infleksi-infleksi kata ganti, kata kerja dan jenis kata lain dari bahasa Sumeria dengan padanannya dalam bahasa Akkadi (bahasa Babilonia).Tujuan karya ini adalah untuk pelestarian pengetahuan tentang bahasa Sumeria suatu bahasa yang telah menjadi bahasa mati, namun banyak menuliskan kesusastraan Babilonia masa lalu.

Sejak jaman Pra-sejarah atau yang dikenal dengan jaman batu, manusia belum mengenal tulisan. Untuk penyampaian maksud, mereka membuat gambar di dinding-dinding gua. Masyarakat jaman batu umumnya sangat kreatif, selain membuat gambar-gambar mereka juga membuat beberapa patung - patung yang sangat primitif.
Jaman dengan pesat berkembangan, seiring dengan datangnya kebudayaan-kebudayaan baru, maka tulisan yang dibuat orang pada saat itu juga berubah.

Aksara-aksara di dunia, secara umum dikelompokan dalam empat bagian besar:

1. Aksara PIKTOGRAF adalah jenis aksara yang berupa gambar-gambar.

2. Aksara IDEOGRAFIK , jenis ini dapat dilihat seperti tulisan Cina sekarang, aksara ini melambangkan benda-benda yang secar konkrit dapat dilihat atau dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Aksara SILABIK adalah aksara yang menggambarkan suku kata seperti halnya aksara India, Asia Tenggara Daratan dan beberapa dikepulauan Nusantara (Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan) dan juga di Jepang.

4. Aksara FONETIK, adalah jenis aksara yang berupa lambang fonem (lambang Bunyi) seperti yang kita temukan pada aksara Yunani, Rusia dan Gotik. Perkembangan selanjutnya, setelah bangsa Romawi menyempurnakan aksara-aksara tersebut dan kita kenal dengan tulisan sekarang.

Alphabet

Istilah alphabet sebetulnya berasal dari bahasa Semit. Istilah ini terdiri dari dua kata, yaitu aleph yang berarti 'lembu jantan' dan kata beth yang berarti 'rumah'. Konotasi pictografis dari pengertian kedua kata ini menjadi sebutan untuk menunjukkan huruf pertama a (aleph) dan b (beth) dalam urutan huruf-huruf semit (Mario Pei,1971:176). Ini bukan berarti bahwa tulisan tersebut memakai sistem pictografis-ideografis, akan tetapi malah sebaliknya. Orang-Orang Semit mengambil tanda gambar lembu (kepala lembu) dari huruf Hierogliph Mesir tanpa memperdulikan pengertian lembu itu dalam bahasa Mesir sendiri, sedangkan menurut bahasa Semit, lembu itu disebut aleph. Demikian juga dengan tanda gambar rumah yang mereka sebut beth. Kemudian dengan mempergunakan prinsip akroponi, tanda gambar kepala lembu, oleh masyarakat Semit dijadikan tanda untuk bunyi a dan tanda gambar rumah untuk bunyi b. Semua huruf pada alphebt Semit mempunyai konotasi seperti pictografis itu.

Daerah yang Mula-Mula Menggunakan Sistem Alphabet.

Bangsa Semit sebagai yang pertama menggunakan sistem alphabet atau abjad, agaknya sudah disepakati oleh para sarjana. Namun, daerah mana dari daerah-daerah yang didiami oleh suku bangsa Semit yang lebih dahulu menggunakannya, masih saja terdapat perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka. Perbedaan pendapat ini makin terlihat setelah ditemukan beberapa bukti tertulis di kawasan Sarabit al-Khadim, yaitu suatu daerah yang terletak antara Fustat dan Adhruh, (bahagian timur Qulzum sekarang).
Inskripsi Sarabit al-Khadim ini oleh kalangan ahli, disimpulkan sebagai inskripsi tertua yang menggunakan sistem alphabeth (abjad). Diperkirakan bahwa inskripsi ini telah ditulis sekitar tahun 1850 sM.(Shiddiqi,1983) oleh orang-orang Sinai yang bekerja di tambang-tambang batu permata pyrus.

Penemuan inskripsi ini tentunya adalah acuan akhir yang menolak asumsi yang selama ini telah dikemukakan oleh para ahli bahwa orang-orang Phoenicialah yang pertama kali mentransfer Hierogliph menjadi tulisan alphebetis. Inskripsi Sarabit al-Khadim ternyata lebih tua beberapa abad dibanding dengan inskripsi Ahiram Yubail yang ditemukan oleh Monte di daerah Gebal purba (Byblos) yang merupakan bukti tertulis pemakaian pertama sistem alphabet oleh orang-orang Phoenicia. Dengan penemuan baru ini para ahli akhirnya dapat meyakini dengan tepat "jembatan" yang menghubungkan antara Hierogliph Mesir dengan alphabet Phoenicia. Karena selama ini mereka diragukan oleh perbedaan yang terlalu besar antara bentuk tulisan Mesir itu dengan bentuk tulisan yang digunakan oleh orang-orang Phoenicia, sehingga sangat sulit memastikan bahwa orang-orang Phoenicia yang pertama kali menggubah huruf-huruf Mesir ke dalam sistem alphabet.

Kenyataan bahwa Sinai yang pertama kali menggunakan alphabet dalam sistem penulisan mereka diperkuat pula oleh letak geografis daerah ini, yang ternyata lebih dekat dengan Mesir serta bentuk tulisan yang tidak terlalu menyolok perbedaannya.

Wilayah Perkembangan Sistem Alphabet

Sistem alphabet Sinai pada waktu kemudian berkembang ke beberapa wilayah, diantaranya ke Phoenicia. Oleh orang-orang Phoenicia, sistem penulisan Sinai ini dikembangkan sedemikian rupa. Beberapa karakter huruf disempurnakan serta disusun atas dasar dasar bunyi yang dilambangkan. Karena itu asumsi bahwa orang-orang Phoenicia yang pertama menggunakan sistem alphabet dianggap beralasan sebelum ditemukannya bukti tertulis di wilayah Sinai (inskripsi Sarabit al-Khadim seperti telah dikemukakan terdahulu. Namun, peranan orang-orang Phoenicia dalam menjembatani pengembangan alphabet ke beberapa kawasan Eropa memang sukar untuk dibantah.

1. Jazirah Arab Utara, Asia Kecil dan Eropa

Dalam perkembangannya ke utara, alphabet Sinai memperoleh kemajuan yang sangat pesat. Alphabet ini akhirnya, selian melahirkan alphabet Phoenicia, juga telah menurunkan tulisan Ibrani dan Aramia. Dari ketiga rumpun tulisan yang biasa disebut dengan Tulisan Semit Utara ini berkembang secara lebih luas lagi dan melahirkan tulisan-tulisan besar yang digunakan hingga saat ini.

Tulisan Phoenicia dibawa ke Yunani oleh Cadmus, dan dari sini berkembang menjadi tulisan Etroska yang merupakan cikal bakal pertumbuhan tulisan Romawi Barat yang dipakai di bahagian terbesar Eropa pada saat itu. Pengembangan lain dari tulisan Yunani telah pula dilakukan oleh salah seorang uskup Konstantinopel, Cyrillius dan Methodus. Tulisan ini mendapatkan perkembangan seiring dengan perkembangan agama Kristen di Slavia, Rusia, Ukeraina, Serbia, dan Bulgaria. Diketahui bahwa tulisan yang berkembang di Slavia ini tidak semata-mata berasal dari Yunani, akan tetapi juga memasukkan unsur-unsur tulisan Ibrani. Hal ini disebabkan oleh adanya bunyi-bunyi Slavia yang tidak terdapat dalam bahasa Yunani (Mario Pei,1971:81).

Dari rumpun Aramia (Aramaic) telah melahirkan tulisan Syryani, Nabthi, Tadmury (Palmyra) dan tulisan Pahlavi yang merupakan tulisan asli bangsa Persia. Di bahagian lain alphabet Sinai telah pula menurunkan tulisan Devanagari kuno di India. Kita telah mengetahui bahwa banyak sekali tulisan yang terdapat di kawasan Asia selatan dan tenggara berasal dari tulisan Devanagari ini, karena tulisan ini berkembang seiring dengan penyebaran agama Budha. Tulisan kuno di India. Kita telah mengetahui bahwa banyak sekali tulisan yang terdapat di kawasan Asia selatan dan tenggara berasal dari tulisan Devanagari ini, karena tulisan ini berkembang seiring dengan penyebaran agama Budha. Tulisan Siryani dan Nabthy dalam perjalanannya ke bahagian selatan jazirah Arab telah bergabung dengan karakter tulisan yang berasal dari jazirah selatan ini, terutama pada masa perluasan kerajaan Anbath ke hampir seluruh jazirah Arab pada abad pertama Masehi. Penggabungan inilah yang pada akhirnya menurunkan tulisan Arab kuno hingga menjadi tulisan Arab seperti yang berkembang saat ini.

2. Jazirah Arab Selatan

Perjalanan alphabet Sinai ke bahagian selatan jazirah Arab telah mengembangkan tulisan yang terdapat di kerajaan-kerajaan Arab Selatan, seperti kerajaan Saba`, Minaiyah dan lain-lain. Hanya saja tidak diperoleh keterangan yang pasti tentang tulisan yang digunakan oleh masyarakat di kerajaan Arab selatan ini pada waktu sebelumnya. Beberapa asumsi mengatakan bahwa tulisan yang digunakan masyarakat Arab pada waktu itu berasal dari tulisan Demotic (tulisan rakyat Mesir kuno). Setelah masuknya alphabet Sinai ke wilayah ini, barulah dikenal satu jenis tulisan yang telah menggunakan sistem alphabet, dan banyak persamaan bentuk dan karakter hurufnya dengan alphabet Sinai, sebagaimana dapat diperhatikan pada tabel terdahulu. Tulisan Arab selatan ini kemudian dikenal dengan Musnad.

Bila diperhatikan lebih jauh bentuk dan karakter lambang huruf Musnad, maka makin kuat dugaan bahwa karakter Sinai lebih banyak mewarnai pembentukan lambang huruf-hurufnya, dibanding dengan tulisan asli masyarakat Arab selatan yang dianggap sudah ada itu. Kenyataan itu agaknya juga memperkuat dugaan bahwa setidaknya Arab selatan mendapat pengaruh dari alphabet Sinai dalam waktu yang bersamaan dengan Phoenicia. Namun sementara ahli telah berkesimpulan lain, yaitu bahwa alphabet Arab selatan merupakan perkembangan dari alphabet Phoenicia yang dibawa ke wilayah ini melalui jalur perdagangan.

Perkembangan tulisan Musnad ke utara pada akhirnya bergabung dengan tulisan-tulisan Semit utara dan melahirkan tulisan Arab kuno (Hyry). Tulisan-tulisan Arab itu, setelah agama Islam lahir, ternyata memperoleh perhatian khusus bagi penganutnya.

Oleh karena itu, tulisan ini akhirnya makin berkembang dan meluas dengan pesat bahkan melampaui batas-batas wilayah yang menggunakan bahasa Arab. Bersama Al-Qur`an, tulisan Arab telah meluas ke berbagai bangsa dan bahasa, seperti Fula, Hausa dan Swahili di Afrika, Melayu, Sunda dan Jawa di Indonesia, bangsa Moro di Phillipina, Urdu dan Punjabi di India, Persia di Iran dan pelbagai bahasa Turki di Uni Sovyet (Mario Pei,1971:81).

Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari akar alphabet Sinai telah melahirkan dua bentuk tulisan besar yang digunakan secara luas hingga saat ini, yaitu tulisan Romawi --yang pada akhirnya dikenal dengan tulisan Latin--, dan tulisan Arab. Kedua bentuk tulisan ini, kendatipun sama-sama berasal dari rumpun yang sama, yaitu Sinai, tapi dalam perkembangannya terdapat perbedaan-perbedaan yang prinsipil pada karakter huruf dan cara penulisan. Dalam tulisan Romawi, lambang-lambang konsonan dan vokal memperoleh tempat yang sama pada penulisan, sementara pada tulisan Arab --seperti juga tulisan Ibrany dan Siryani (Semit utara)-- , lebih menonjolkan huruf (lambang) konsonan saja, sedangkan lambang vokalnya diserahkan sepenuhnya pada pengertian pembaca. Barulah pada perkembangan akhir (setelah Islam), lambang vokal dicantumkan pada penulisan, akan tetapi berupa tanda-tanda khusus yang ditempatkan di atas atau di bawah lambang konsonan. Perbedaan lainnya ialah bahwa tulisan Arab ditulis dari kanan ke kiri, sedangkan tulisan Romawi ditulis sebaliknya

Sekilas sejarah aksara di Indonesia.

Tanda sebuah jaman sejarah dalam masyarakat antara lain adalah hadirnya tulisan sebagai komunikasi penting dalam kehidupan keseharian.

Di Indonesia temuan tertua pertama adalah prasasti Mulawarman dari kerajaan Kutai yang bertuliskan huruf Palawa (Daerah India Selatan). Inilah yang menandakan datangnya era sejarah tulisan di Indonesia ( abad V Masehi).

Aksara di Indonesia di pengaruhi tiga budaya besar di dunia :

  1. India (Hindu-Budha) disebut juga periode klasik;

Di Indonesia lebih cenderung memakai aksara India Selatan yang disebut Palawa (Sumatera, Jawa, Bali). Masuk ke Indonesia berkaitan erat dengan hubungan niaga/ perdagangan. saat itu kedudukan aksara Palawa dan bahasa Sansekerta merupakan tulisan dan bahasa multinasional yang mempunyai kontak dengan India. Kehadiran aksara Palawa di Indonesia memicu perkembangan lebih lanjut dalam penggunaan tulisan sebagai media komunikasi pada sejarah Indonesia.

  1. Arab, yang disebut juga dengan periode Islam.

Abad XIII, periode klasik berakhir bersama runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur dan kerajaan Pajajaran di Jawa Barat. Penyebaran agama Islam di Nusantara mulai mengurangi pengaruh Hindu dan Budha. Budaya setempat + kebudayaan Arab = Aksara Arab Gundul, disebut juga aksara Arab Melayu.

  1. Eropa, yang dikenal dengan istilah periode Kolonial.

Kehadiran bangsa Eropa yang mengadakan hubungan dagang, terkait erat dengan penyebaran dan pengenalan aksara Gotik (Portugis) dan aksara Latin (Belanda) 1522.
Aksara Latin-lah yang kemudian diterima dan dijadikan aksara Nasional yang kita pakai sekarang ini (1705). Pada abad XVII, kertas sebagai materi untuk menulis, pertama kali didatangkan dari Eropa dan Cina. Pada tahun 1851 mulailah adanya penerbitan buku-buku pelajaran yang memakai bahasa Latin.


~dari berbagai sumber~

Minggu, 29 Agustus 2010

another reflection..

melupakan perasaan itu hal yg sulit..
manusia tidak akan pernah melupakan kejadian apapun didalam hidupnya..yang dilupakan adalah RASA saat ia mengalami kejadian tsb. Saat ini adalah saat-saat transisi terberat dlm hidupku,dibalik usahaku yang selalu diam,tenang dan ceria aku banyak menyembunyikan segala kegalauan dan keperihan hati yang tak mampu kubagikan kepada teman-temanku,aku merasa..terlalu remeh dan cengeng jika semua hal saat susah saja banyak kubagikan ke teman-teman..tak adil kan??
tak terasa setahun sudah terlewati ketika aku mulai mencoba untuk membuka hati dan menghadapi traumaku..tak kukira pula tak sampai setahun keberanianku ini kembali hancur..setelah lebih dari sebulan kadang aku yakin aku mampu melupakan rasa itu,tapi ketika si pemicu rasa itu terus melancarkan 'serangan-serangan' aku menjadi goyah,selalu saja hampir terbawa arus lagi..tidak..tidak mungkin lagi aku kembali seperti itu, aku tidak mau tersakiti oleh hal yang sama di tempat yang sama dan oleh pelaku yang sama lagi, mungkin yang KEMARIN adalah karma untukku atas perbuatanku yang sudah mengecewakan beberapa temanku.
sungguh aku kesal sekali ketika di dada ini selalu bergemuruh rasa ngilu,dingin, dan sakit yang amat sangat ketika aku harus menghadapi kenyataan, adakalanya TIDAK TAHU memang lebih enak, tapi rasa INGIN TAHU manusia alami tak terbendungkan, seringkali membuatku lupa bahwa rasa ingin tahuku ini selalu berujung pada menghangatnya pelupuk mata.
gosh..aku harus tegas meninggalkan rasa itu,seperti tegas dalam menjauhi iblis, saat ini iblis bagiku adalah rasa itu..kurasa, keberadaan teman-temanku di sekitarku sudah sangat membantuku menghadapi iblis ini..

Sabtu, 07 Agustus 2010

inspirasi mentok

hmmm..mungkin ini posting terpendek di blog ini..entah kenapa rasanya kalo gak kuliah itu inspirasi mandeg,mentok,gak jalan banget,pengen nulis blog tapi otak dan dan kelu,hahaha

Labels