Tampilkan postingan dengan label refleksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label refleksi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Maret 2011

Puteri pun bisa malu

Puteri pun bisa ‘malu’ menguncup ketika di sentuh, dan baru berani membuka diri ketika tidak ada orang, Karena itulah ia di sebut “Puteri Malu”.. Apalagi manusia yang punya akal budi?

Aku orang yang minder.
Penuh segala keminderan yang mungkin tidak kalian lihat.
Aku banyak tidak tahu perkembangan mode saat ini
Aku tidak punya pakaian layaknya cewek2 lain
Aku banyak tidak tahu brand-brand berkelas, apalagi pernah ‘mencicipinya’
Aku tidak begitu ingin handphone baru, apalagi blackberry
Aku bahkan tidak punya lagu2 barat terbaru, tahu pun tidak
Aku tidak berani menyusahkan orang lain karena aku merasa tidak cukup sempurna untuk menjadi orang yang di tolong
Aku bahkan tidak berani mengungkapkan perasaanku di hadapan teman-temanku
Aku tidak berani mengucapkan “Hai! Tolonglah lihat aku sesekali! Aku juga punya talenta!”
Aku ingin dilihat tapi juga dicari teman-temanku..
Tapi aku sendiri sering bersembunyi, tidak yakin dengan diriku sendiri
Aku sudah berusaha menjadi diriku sendiri apa adanya, tapi teman-temanku kurang suka
Aku dijauhi, tidak di gubris
Aku sering tidak cocok berteman dengan teman-teman cewek, tapi aku berusaha keras kali ini
Tapi hasilnya sama tidak memuaskannya dengan nilai-nilaiku
Aku lebih cocok dengan teman-teman putra, karena mereka tidak banyak memakai perasaan dan ego
Tapi tidak ada teman putra yang melihatku lebih dulu dibanding yang lain
Aku semakin menciut ketika orang di sekitarku memuji orang lain di hadapanku
Aku semakin berusaha menghibur diri dan senang atas kebahagiaan teman-temanku
Aku semakin melangkah mundur melihat temanku di sayang teman-teman yang lain, sedangkan aku…tidak ada yang tahu kalau aku melangkah menjauh
Aku selalu ingin bercerita kepada teman-temanku, tapi aku sering salah langkah
Karena aku bukanlah tipe teman cewek yang benar-benar cocok untuk para cewek
Aku rindu teman-teman baikku yang senantiasa mengerti aku
Tapi mereka punya kehidupan masing-masing
Lagi-lagi aku terlalu minder untuk mengganggu mereka..rasanya tak pantas..
Aku sering lari ke mereka, tapi aku tidak tahu kapan mereka butuh seorang ’teman’
Aku tidak bisa bercerita dengan orangtuaku, entah kenapa sungguh tidak bisa
Aku tidak bisa bercerita dengan adikku, karena dia masih terlalu kecil
Aku bahkan terlalu minder untuk menulis semua ini dan menaruhnya di blog pribadi
Membayangkan ada yang berkenan untuk membacanya pun aku tidak berani
Tapi bukankah sudah kulakukan?
Semoga ini awal yang baik :)

Selasa, 26 Oktober 2010

Sedikit curcol..

entah udah berapa puluh kali saya ingin menulis di blog. Bukannya hanya berbicara muluk-muluk berkata begini atau hanya ingin terlihat eksis di depan teman-teman sesama blogger. Sungguh ingin mengungkapkan isi hati melalui tulisan di blog. Banyak lho, draft draft di blog ini yang tidak mampu saya publikasikan atau belum rampung-rampung juga saya tulis..
Tetapi apa mau dilakukan, takdir berkata lain, waktu saya menulis di rumah hanyalah siang-malam, pagi-siang saya kuliah. Siang/sore begitu sampai di rumah hasrat untuk menutup mata sangat tidak tertahankan, malam hari waktu saya untuk menjamah komputer dan online tidaklah banyak, penghuni rumah lain menanti giliran menjamah komputer. Pernah waktu itu Krisna, sesama blogger di kelas memberi ide super cemerlang, yaitu menulis dulu di buku, baru dipindahin ke komputer! Wah, teknologi memang membutakan ide yah. Thx a lot buat mas Bene yang sudah memberi ide tsb! terpakai buat pelajaran CW lho :P

Ah, jadi curcol, tapi gapapa yah, kan blog pribadi, hehe..

Minggu, 29 Agustus 2010

another reflection..

melupakan perasaan itu hal yg sulit..
manusia tidak akan pernah melupakan kejadian apapun didalam hidupnya..yang dilupakan adalah RASA saat ia mengalami kejadian tsb. Saat ini adalah saat-saat transisi terberat dlm hidupku,dibalik usahaku yang selalu diam,tenang dan ceria aku banyak menyembunyikan segala kegalauan dan keperihan hati yang tak mampu kubagikan kepada teman-temanku,aku merasa..terlalu remeh dan cengeng jika semua hal saat susah saja banyak kubagikan ke teman-teman..tak adil kan??
tak terasa setahun sudah terlewati ketika aku mulai mencoba untuk membuka hati dan menghadapi traumaku..tak kukira pula tak sampai setahun keberanianku ini kembali hancur..setelah lebih dari sebulan kadang aku yakin aku mampu melupakan rasa itu,tapi ketika si pemicu rasa itu terus melancarkan 'serangan-serangan' aku menjadi goyah,selalu saja hampir terbawa arus lagi..tidak..tidak mungkin lagi aku kembali seperti itu, aku tidak mau tersakiti oleh hal yang sama di tempat yang sama dan oleh pelaku yang sama lagi, mungkin yang KEMARIN adalah karma untukku atas perbuatanku yang sudah mengecewakan beberapa temanku.
sungguh aku kesal sekali ketika di dada ini selalu bergemuruh rasa ngilu,dingin, dan sakit yang amat sangat ketika aku harus menghadapi kenyataan, adakalanya TIDAK TAHU memang lebih enak, tapi rasa INGIN TAHU manusia alami tak terbendungkan, seringkali membuatku lupa bahwa rasa ingin tahuku ini selalu berujung pada menghangatnya pelupuk mata.
gosh..aku harus tegas meninggalkan rasa itu,seperti tegas dalam menjauhi iblis, saat ini iblis bagiku adalah rasa itu..kurasa, keberadaan teman-temanku di sekitarku sudah sangat membantuku menghadapi iblis ini..

Kamis, 20 Mei 2010

Refleksi

Tau gak sih kenapa kalo hidup di pedalaman/desa itu lebih tenang? karena jauh dari tuntutan duniawi dan jauh dari teknologi. Buat gw, kerasa banget bedanya saat hidup 8 hari 98% tanpa teknologi ama sehari2 yang 100% full teknologi. Ada baiknya memang kalo kita paling ngga menyisihkan waktu sedikit buat full tanpa teknologi dan urusan duniawi, hidup rasanya jauh lebih ringan, ga ada beban pikiran berlebih, ga usah mikirin tuntutan tugas, besok harus ngapain, kewajiban ya sederhana aja, gak kompleks2 banget, mungkin memang jadi gak mikirin masa depan jauh2 banget, tapi kan jarang-jarang kita melepas hal-hal duniawi ini..

Belakangan ini rasanya suram banget, meskipun lingkungan di kampus cukup menyenangkan, tapi gw udah lama banget gak ngerasain rasanya tertawa lepas dan bahagia banget kayak dulu2 (makin tua kebahagiaan itu makin mahal lho) gak bisa lagi kayak anak kecil yang ringan aja, hepi terus..

I really need cheerful and peaceful from all of you, my family, my friends..
but no one wants to give it as she/he realize I need it..
I must ask and ask to them,but soft reject I got from them..
how can I get it anymore if when I ask it no one can fulfill it?

Hal ini baru gw sadari setelah gw ngejalanin semacem latihan bersama keluarga ketiga gw. Disitu gw mendapati bahwa ternyata gw keras dan suram didalam meskipun cerah ceria tenang diluar!! Wah, gw sendiri aja kaget waktu ngedenger hal itu..tapi setelah gw refleksi diri sendiri..bener juga yah..seringkali perbedaan ini membuat gw sering 'meledak' bagai time bomb kecil saat otak ini udah kepenuhan ampas pikiran..
Fiuhh...apakah gw masih kurang terbuka? masih terlalu introvert? tidak mau membuka diri buat bantuan dari orang sekitar yang ternyata udah memberi yang gw mau selama ini?? What should I do??

Jumat, 02 April 2010

The Afraid of Losing

Tulisan berikut tidak didesain untuk mudah dilihat dan dibaca karena memang ditujukan kepada yang sungguh-sungguh ingin membaca dan mengetahui isinya, postingan kali ini akan memakai bahasa yang agak formal,mungkin membosankan, karena hanyalah luapan isi kepala di saat kalut, jadi silakan lewati saja postingan ini jika anda bukan pembaca dengan minat tinggi, tidak bermaksud apa-apa, hanya tidak ingin merepotkan Anda. Terimakasih.

Dalam hidup ini, satu hal yang paling kutakuti bukanlah kecoa, atau Tuhan (heii..menurutku Tuhan bukan ada untuk ditakuti, tapi untuk dihormati dan diteladani), yang paling kutakuti ialah kehilangan orang-orang yang paling kusayangi, kehilangan orang-orang yang memiliki peran penting dalam hidupku. Sering aku merasa bodoh karena rasanya perasaan ini sangat tidak beralasan, terlalu sering menjadi beban pikiranku sehingga membuat diriku kehilangan semangat untuk melakukan kegiatan apapun. Tak kusangka aku sering mengutuk kebodohan jalan pikiranku itu. Tapi itulah kenyataan, itulah ternyata salah satu trauma yang kumiliki karena dulu aku pernah dicampakkan oleh orang yang kuanggap seperti saudara sendiri, seseorang yang amat kusayangi, mungkin lebih kusayangi lebih daripada aku menyayangi diriku sendiri, jangan tanya "ortu gimana?" oh itu hal yang berbeda, tanpa harus dibuat prioritas, keluarga inti adalah yang utama. Hal itu mungkin tidak akan menjadi trauma yang begitu sulit disembuhkan hingga kini jika Ia mencampakkanku bukan dengan cara yang demikian mematikan, perlahan namun pasti ia meninggalkanku dilembah ketidaktahuan yang curam, menginginkan beberapa sikap dariku, namun tidak pernah memberitahukan hal tersebut kepadaku. Aku yang dulu adalah orang yang sungguh polos,mungkin lebih tepat disebut lugu atau egois? tidak tahu apa-apa, tidak peka dengan lingkungan sekitar, tidak pernah menempatkan diri di posisi orang lain..tapi sungguh...itu bukan keinginanku, tapi tidak ada yang pernah mengajari atau memberitahuku bahwa sikap seperti itu pernah ada di dunia ini, yang kutahu hanya kulit luar dari segala hal. Tetapi itu tidak diketahui olehnya, orang yang kini telah kumaafkan dengan tulus, ketika kami di usia 11 tahun, kudapati kenyataan bahwa ia memiliki teman-teman lain selain diriku yang memiliki banyak kelebihan dari banyak segi dariku, segi fisik, segi intelektual, segi moral mungkin? yah, kuakui aku sungguh telah kalah dari mereka, ia terlihat begitu menikmati pertemanan sekelompoknya, dan begitu kuprotes, ia sempat menyesal dan memperbaiki kelakuannya, tetapi hal yang sama terulang ± setahun kemudian, kulihat ia kembali meninggalkanku sendirian ditengah kehidupan baru yang kejam buatku, kembali kunyatakan perasaanku tersebut, dan yang kudapat adalah tamparan yang begitu keras melalui tulisan disuratnya..ah tak perlu kubahas apa isi suratnya, karena hingga kini jika kubaca kembali suratnya, airmataku tak sadar telah meleleh di pipi, sungguh..aku sedih sekali saat itu disamping keadaan keluargaku yang baru menambah anggota dengan seorang bayi kecil sama sekali tidak bisa membantuku, malah menambah beban mentalku kurasa..itulah awal dari traumaku, kehilangan orang yang penting dalam hidupku karena aku tidak bisa memosisikan diri sebagai teman atau apapun itu dengan baik, tidak mampu memenuhi tuntutan darinya terhadapku..sejak saat itu aku selalu berusaha menjaga baik-baik tiap perubahan perilaku teman-teman yang telah kuanggap sahabat.

Aku selalu seperti orang gila ketakutan dan cemas ketika aku mulai merasa seseorang telah berubah tindak tanduknya terhadapku, tak seperti biasanya, aku cemas sekali jika ia marah padaku, jika itu terjadi aku akan mulai intropeksi diri mengingat-ingat kembali apa saja yang terakhir kali kulakukan, yang terakhir kali kukatakan kepadanya, bagaimana sikapku kepadanya..apakah ada yang salah??? jika kebetulan aku menemukan yang kurasa salah dari diriku, kemudian dengan bodohnya aku akan mengutuk-ngutuk diri sendiri karena telah berbuat demikian, dan mencoba untuk meminta maaf kepada sahabatku tersebut, seringkali aku mendapati ternyata aku tidak salah, kadang ternyata aku memang salah, tetapi apa yang sering kudapati ialah kenyataan yang pertama, dan itu terjadi ketika aku menginjak jenjang sekolah menengah akhir. Aku yakin semua orang pasti mengalami masa-masa remaja terbaik semasa SMA nya. Aku telah menemukan banyak orang yang sungguh mengisi hari-hariku dan membuat diriku yang sangat takut meminta tolong orang lain menjadi sadar bahwa sahabat yang sesungguhnya akan selalu ada untuk memberi pertolongan ketika dibutuhkan. Beruntung traumaku ini mendapat pengobatan secara tidak langsung ketika aku diharuskan mengikuti pelatihan khusus disuatu tempat bersama dengan 4 gerombol teman dari sekolah lain, disana dengan cara yang tidak kumengerti maknanya aku mengikuti segala macam rangkaian kegiatan yang baru-baru ini kurasakan makna dan manfaatnya. Kini aku tak lagi terlalu sering melelahkan otakku dengan pikiran-pikiran bodoh seperti itu..ingat tak lagi terlalu sering, bukan berarti tidak pernah. Melalui kegiatan tersebut aku telah bertemu dengan sahabat-sahabat yang telah membuatku membenarkan lagu "That's what friends are for"..oh bukan berarti sahabat diluar itu tidak ada yang sebaik itu, tetapi baru kali ini aku bisa menemukan sebegitu banyak orang dalam waktu relatif singkat yang mau mencurahkan waktunya kapanpun untukku untuk mendengar keluh kesahku, mau membantuku sebisa mungkin, selalu ada ketika aku butuh..tapi untungnya pula mereka belum pernah menunjukkan tanda-tanda yang paling kutakuti, jadi selama ini aku perlahan terobati karena tindakan mereka yang tidak pernah menyentuh titik lemahku.
Akan tetapi, kusadari ketakutan itu kini sering kualami lagi, tetapi bedanya itu tak lagi kuterapkan ke banyak orang, selama kurang lebih setahun ini, yang sering membuatku kambuh merasakan ketakutan itu tidak jamak lagi..tetapi sukses mematikan ketika penyakit itu kambuh, merontokkan seluruh pertahanan yang telah kubangun tebal-tebal, membuat otakku berada dalam kondisi low-voltage, koneksi lambat, seakan-akan menambah dalam minus mataku, seakan-akan mengurangi umurku beberapa jam (amit-amit mengurangi umur..tapi setiap pengurangan umur, sudah ditambah kembali berkali-kali lipat melalui kunjungan sahabt2 dan penjelasan ybs) pelaku kambuhnya penyakitku ini sepertinya memang belum sadar kalau teman komunikasinya selama ini memiliki ketakutan yang aneh,padahal aku bisa mengatasi ketakutan yang lain dengan cara memikirkan konsekuensi jika aku kehilangan, mengatakannya langsung ke orang yang bersangkutan, dsb, tapi cara2 itu tidak bisa kuterapkan kepada si pelaku ini, intinya hingga saat ini aku masih belum bisa mengatasi ketakutan itu ketika aku kambuh padahal aku telah tahu segala kegiatannya setiap hari, pada jam berapa, tetapi aku khawatir jalan pikirannya lah yang terus berubah. Satu hal lagi yang aneh dariku ialah sikapku yang sering mengomeli teman, ya..sebenarnya aku tidak akan mengomeli orang lain jika aku tidak perhatian kepada mereka, tidak mungkin jika aku peduli aku mau berpusing-pusing memerhatikan mereka,protes akan kelakuan mereka, tetapi tidak mungkin aku memarahi orang yang tidak akrab denganku, karena aku termasuk orang yang tertutup dan cuek, tidak begitu peduli apa yang orang lain (yang tidak dekat denganku) katakan tentang diriku, karena kupikir, percuma memerdulikan omongan seperti itu, karena mereka tidak tahu diriku yang sebenarnya, dan akupun memang bukan seperti yang mereka katakan.
Semoga tulisanku yang aneh ini bisa membuat orang-orang di sekitarku yang kusayangi tahu bahwa aku sungguh takut kehilangan mereka..thx

Senin, 01 Februari 2010

Ketidaksetaraan gender...?

hmmm..ini dia lanjutan dari postingan sebelumnya, karena masih terjadi di hari yang sama..
(kali ini gendud deh snake gw tercinta gw kasih makan terus,hehehe..)
tapi kali ini agak sedikit analisis,bukan jurnal full..

Begini... karena satu keperluan (beli kado), gw ditemani Geby berburu kaos tangan panjang buat bokap di Sinpasa (Pasar Modern Gading Serpong)..tentu aja begitu masuk PaMo ini kami langsung skimming setiap stok toko baju..dan yang terlihat dari kurang lebih 20 toko adalah : baju tidur anak2 dan wanita, pakaian2 wanita yang up to date paling banyak, toko baju batik..yg isinya 90% untuk wanita, seprai2 lucu, selendang, kain2, bahkan hingga..ehm pakaian dalam wanita...
Heiiiiii..ada apa ini?? apakah mata kami terlalu women-sentris ampe gak menemukan satupun pakaian yg bisa dipake pria?? (oke..batik sih ada beberapa) sampe-sampe kami memutari pertokoan sandang 2x...baru deh yakin mata kita gak salah..saat itu tercetus sedikit pemikiran yang berbau sosiologi diotak gw (bahkan sampe dirumah jg kepikiran lho) :

1. ternyata tugas Bu Endah ada gunanya..jadi teliti soal beginian

2. kenapa gak ada toko yang menjual pakaian sehari2 untuk pria? (itu dijawab gw sendiri dinomor berikutnya,hehehe)

3. orang-orang yang berjualan di pasar memiliki persepsi : yang ke pasar adalah Ibu2, jadi biar dagangan laku juallah barang2 yang disukai, dicari dan dibutuhkan wanita! karena wanita biasanya konsumeristiknya tinggi>>> padahal banyak juga bapak2 yang udah agak senior belanja setelah jogging disana, juga pria2 yang berjualan di pasar lho? mereka tak butuh baju kah??

4. Para Bapak kan biasanya yang mencari nafkah pagi-malem...jadi istrinya ke pasar cuma "terarah secara tak langsung" membeli aneka Sandang untuk diri sendiri dan anaknya? kok jadi kasian yah??ckckck..

5. Mungkin kah udah diarahkan oleh pihak developer kalo kaum pria ingin membeli pakaian ke tempat yang lebih elit (mall sebelah pasar) justru karena udah capek2 cari nafkah? jadi pakaiannya yang bagus, bermerek, di toko ber-AC dengan penataan rapi

6. Atau ada konspirasi lain dari pihak2 tersebut kalo kaum pria beli pakaian?cowo/pria butuh baju-->adanya di mall-->istri/anak ce/pacar diajak-->pasti ikut beli2an--> pemasukan toko bertambah!...hmm..semoga bukan kayak gitu,tp klo kata dosen bisnis gw..ga ada yg gak digunain buat menambah untung!

Yak, demikian sedikit analisis gw tentang keadaan "pasar" di sekitar tempat gw menimba ilmu saat ini. Kalo dipikir2 gw memasukkan materi UAS Sosiologi, Bisnis, dan Ilkom..dan sedikit ilmu "thinking outside the box" kewarganegaraan ala dosen gw,hehehe..
(ternyata pelajaran2 gw belom terbang setelah UAS =P)

Labels